News Update :
Hot News »
Bagikan kepada teman!

Usamah bin Zaid Panglima Muda Kesayangan Rasulullah

Penulis : Unknown on Minggu, 08 Juni 2014 | 14.58

Minggu, 08 Juni 2014

Kita sekarang kembali ke Mekah, tahun ketujuh sebelum hijrah. Ketika itu Rasulullah saw. sedang susah karena tindakan kaum Qurasy yang menyakiti beliau dan para sahabat. Kesulitan dan kesusahan berdakwah menyebabkan beliau senantiasa harus bersabar. Dalam suasana seperti itu, tiba-tiba seberkas cahaya memancar memberikan hiburan yang menggembirakan. Seorang pembawa berita mengabarkan kepada beliau, “Ummu Aiman melahirkan seorang bayi laki-laki.” Wajah Rasulullah berseri-seri karena gembira menyambut berita tersebut.

Siapakah bayi itu? Sehingga, kelahirannya dapat mengobati hati Rasulullah yang sedang duka, berubah menjadi gembira ? Itulah dia, Usamah bin Zaid.
komentar | | Read More...

Sabar dalam musibah, bersyukur dalam kenikmatan

Penulis : Unknown on Senin, 02 Juni 2014 | 06.59

Senin, 02 Juni 2014

ADA banyak perspektif yang dapat digunakan dalam melihat banyaknya bencana yang terjadi di negeri ini. Namun, sebagai Muslim tentu kita harus meyakini bahwa semua bencana ini adalah bagian dari ketetapan Allah Ta’ala. Dengan demikian, maka tidak ada respon terbaik dari terjadinya musibah yang menimbulkan kesulitan dan kesusahan dalam kehidupan ini melainkan semakin menguatnya iman dalam hati bahwa Allah benar-benar Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Di sisi lain, manusia mesti menyadari bahwa perkembangan ilmu dan teknologi yang dimilikinya sama sekali tidak ada apa-apanya dengan kekuatan ilmu yang ada di sisi Allah Ta’ala. Sungguh tak pantas manusia menepuk dada kemudian ingkar kepada Allah. Untuk itu, sudah seharusnya umat Islam menjadikan terjadinya bencana ini sebagai jalan terbaik untuk kembali kepada Allah Ta’ala.
Bayangkan, Gunung Kelud yang baru ‘batuk’ saja sudah mampu menebar debu vulkanik yang cukup berbahaya bagi kesehatan tubuh hingga ke wilayah-wilayah yang sangat jauh. Bahkan, mampu melumpuhkan aktivitas penerbangan di beberapa bandar udara. Hal ini menunjukkan bahwa kuasa Allah sangat luar biasa.
Memulai Lembaran Ihsan
Tentu ada kesedihan, duka dan penderitaan dari terjadinya musibah dan bencana yang terjadi di beberapa wilayah di negeri ini. Tetapi, kita mesti meyakini bahwa apa pun keputusan Allah, termasuk letusan gunung adalah suatu keputusan penting yang tentu memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Di sisi lain, mungkin ada kehilangan harta benda yang cukup banyak akibat bencana yang terjadi. Tetapi, betapa jiwa kita melihat dan merasakan sendiri bahwa ternyata Allah benar-benar Maha Kuasa.
Di sisi yang lain pula, bencana tersebut telah memperlihatkan bagaimana Allah menguji persaudaraan dan kepedulian sesama umat di negeri ini. Saat bencana terjadi, berbagai kelompok yang mengatasnamakan diri mereka ‘kelompok A-Z’ peduli bencana berbondong-bondong datang memberikan segenap daya dan kemampuan untuk membantu meringankan beban mereka yang langsung terkena dampak bencana.
Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa ternyata bencana atau musibah pada kenyataannya juga mendatangkan rahmat Allah Ta’ala yang tidak sedikit. Bayangkan, betapa susahnya iman itu tumbuh dalam hati dan mengakar kuat dalam kondisi biasa-biasa saja. Dengan musibah, mereka yang mau berpikir dan merenung, tentu akan semakin meningkat kualitas keimanannya.
Demikian pula halnya dengan persaudaraan. Persaudaraan itu nikmat dari Allah yang sangat berharga. Dalam kehidupan biasa-biasa saja, mungkin sangat sulit rasa persaudaraan dan kepedulian tumbuh dan berkembang. Tetapi, dengan adanya bencana, banyak hati tergerak untuk bahu-membahu saling peduli.
Jadi, bencana yang mendatangkan duka, di sisi lain ternyata memberikan anugerah besar yang menunjukkan bahwa Allah benar-benar Maha Adil, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Dalam buku “Dywan Imam Syafi’i” yang di-ta’lif, Ta’liq wa Takhrij oleh Syaikh Muhammad bin Abdurrahman, Imam Syafi’i berkata, “Duka itu merupakan permulaan munculnya ihsan, dan takdir mendominasi segalanya. Yang terjadi adalah apa-apa yang tertulis di Lauhul Mahfudz. Nantikanlah kesejahteraan beserta penyebab-penyebabnya. Bersikap patuhlah selama engkau masih memiliki nyawa.”
Allah akan Mengganti
Pernyataan Imam Syafi’i tersebut sangat patut untuk kita renungkan. Karena secara ilahiyah hal itu bersinggungan kuat dengan apa yang Allah firmankan di dalam Al-Qur’an.
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At Taghaabun [64]: 11).
Mengenai ayat di atas, Ibn Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa siapa saja yang ditimpa musibah kemudian dia menyadari bahwa hal itu terjadi atas qadha’ dan takdir Allah, lalu dia bersabar dan mengharapkan balasan pahala atas kesabarannya, serta menerima keputusan yang telah ditetapkan oleh Allah terhadap dirinya, maka Allah akan memberikan petunjuk ke dalam hatinya dan akan menggantikan apa yang telah hilang dari dirinya di dunia dengan petunjuk dan keyakinan di dalam hatinya.
Lanjut Ibn Katsir, kadangkala Allah akan mengganti sesuatu yang diambil dari hamba-Nya dengan sesuatu yang sama nilainya. Kadangkala Allah akan menggantinya dengan ganti yang lebih baik.
Menurut Ali bin Abi Thalhah, ayat tersebut memberikan penjelasan bahwa Allah akan memberi petunjuk di dalam hatinya untuk benar-benar yakin, sehingga dia mengetahui bahwa apa yang menimpanya itu tidaklah untuk menyalahkannya.
Pesan Nabi
Dengan demikian maka tidak patut seorang Muslim berlarut-larut dalam duka dan terus meratapi apa yang dianggapnya menyusahkan. Juga tidak pantas seorang Muslim melihat kejadian ini hanya sebagai suatu kebetulan. Karena pandangan seperti itu tidak memberi manfaat positif apa pun selain akan menambah kerasnya hati dan akal kita sendiri, sehingga sulit menerima kebenaran.
Sikap terbaik adalah dengan mengembalikan itu semua kepada Allah, sehingga setiap kejadian akan mendorong kita untuk semakin yakin akan kekuasaan Allah Ta’ala.
Dengan keyakinan yang kuat, maka setiap Muslim akan menjadi manusia-manusia ajaib seperti yang disampaikan oleh Rasulullah.
“Sungguh menakjubkan keadaan orang Mukmin itu. Allah tidak menetapkan suatu keputusan baginya melainkan keputusan itu adalah baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, ia bersabar, maka yang demikian itu lebih baik baginya. Jika mendapat kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu adalah lebih baik baginya. Dan hal tersebut tidak akan menjadi milik siapa pun kecuali orang Mukmin.” (HR. Bukhari Muslim).
Dengan demikian, mari kita jadikan terjadinya bencana atau musibah di negeri ini sebagai media terbaik kita untuk tetap istiqomah dalam keimanan dan ketakwaan dengan terus mengasah kemampuan diri untuk selalu bersabar dalam ujian dan bersyukur dalam kenikmatan. 
komentar | | Read More...

Journey to Proklamator Village

Hai Sobat.. Gimana nih kabarnya? Baik semua kan? Di sini kakak ingin berbagi cerita tentang perjalanan kami ke Kota Blitar tepatnya di Monumen Proklamator. Siapa lagi kalo bukan Bung Karno Kalau teman berminat, maka silahkan berkunjung Karena disini teman bisa mendapatkan kembali sejarah Indonesia melalui Bung Karno .
komentar | | Read More...

Archive

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. Majalah Al-Qolam . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger