News Update :
Home » » Arti Waktu

Arti Waktu

Penulis : Unknown on Jumat, 31 Januari 2014 | 19.38

Arti Waktu

Dulu aku adalah anak yang serba santai. Terlalu santai sehingga seringkali aku terbebani dengan masalah yang menumpuk. Kata “Jangan terlambat!!” atau “Ini yang terakhir kalinya kamu terlambat!”,“Besok Bapak tidak mau lagi melihat kamu terlambat!” entah dari guru, orang tua ataupun teman, sudah akrab ditelingku. Ketika itu aku punya prinsip, tidak perlu buru-buru, bersantai sajalah waktu masih panjang, dunia belum akan kiamat jika kau terlambat 5 atau 10 menit, dunia tak akan kemana.


Namun kini semua telah berubah, total berubah. Aku kini memberi perhatian khusus pada waktu, tak ada lagi keterlambatan, tak ada lagi pekerjaan menumpuk dan tak ada lagi kesusahan yang timbul akibat penyia-nyiaan waktu. Semua berubah ketika beberapa peristiwa menyadarkanku.
Suatu Hari aku pergi ke kantin sekolah, aku bertemu Andi, ia adalah seorang periang yang sangat aktif, namun ia terlihat murung tahun ini, semua karena tahun ini ia harus mengulang duduk di bangku kelas dua, ia tidak naik kelas, ia telah kehilangan waktu satu tahun miliknya. Sepulang sekolah aku mampir kerumah sakit menjenguk paman. Aku pun tiba di ruang tempat paman dirawat, ia terbaring lemas karena thypus dan harus beristirahat seminggu lamannya. Paman adalah Pemimpin Redaktur majalah mingguan, ia pasti sangat kehilangan waktunya yang berharga, satu minggu meninggalkan semuannya. Keluar dari kamar aku berpapasan dengan seorang ibu yang baru saja melahirkan. Namun aura keceriaan tertutupi dengan raut sedih, setelah kutanyakan suster yang menyertainya, ternyata bayi yang dilahirkannya prematur. Anaknya tidak sehat dan lemah, anak itu lahir sebulan lebih awal.
Sepulang dari rumah sakit aku mampir ke taman kota duduk-duduk menikmati pemandangan. Tak sengaja aku melihat Ratri, teman sekolahku, nampaknya ia sedang menunggu seseorang. Kuhampiri ia, ternyata benar, ia sedang menunggu kekasihnya, mereka janjian untuk pergi kencan. Namun sayangnya Ratri telah satu jam menunggu namun kekasihnya tak kunjung datang. Satu jam lamanya.
Hari itu aku pulang menggunakan kereta. Ketika aku melewati pintu masuk peron, aku ditabrak hingga terjatuh oleh seorang bapak. Ia tidak sempat melirik kepadaku. Nampaknya ia terburu buru. Ia hendak mengejar kereta. Aku marah pada bapak itu, aku lihat bapak itu seperti terpaku di tempatnya dan tak bergerak, aku pun dapat mengejarnya dan berdiri didekatnya. Namun rasa marahku tiba-tiba hilang. Bapak ini tertinggal kereta, satu menit yang lalu kereta jurusan Jakarta Surabaya yang akan membawanya telah pergi mendahuluinya. Hanya satu menit.
Ketika sampai di depan rumah, baru saja aku membuka pagar, terdengar suara kaca pecah yang diikuti suara besi yang berbentur dan terseret di jalan. Aku berpaling ke belakang, kudapati kecelakaan terjadi, beberapa motor bergeletakan di jalan, terdapat banyak sekali melon yang pecah dan memenuhi jalan, nampaknya jatuh dari truk pengankut buah yang lewat. Aku yakin para pengendara itu kaget dan tak sempat menghindar, andai mereka punya satu detik saja, mereka pasti terselamatkan dari kecelakaan. Satu detik saja.
Hari itu memberikan pelajaran yang mendalam bagiku untuk mengenal arti waktu, satu tahun, bulan, minggu, jam, menit dan detik. Dari semua yang kualami ada satu yang ingin aku berbagi denganmu.
Jika kau ingin tahu arti satu tahun, tanyalah kepada mereka yang tertinggal kelas
Jika kau ingin tahu arti satu bulan, tanyalah para ibu yang melahirkan bayi prematur
Jika kau ingin tahu arti satu minggu, tanyalah kepada editor majalah
Jika kau ingin tahu arti satu jam, tanyalah seorang yang menunggu kekasihnya
Jika kau ingin tahu arti satu menit, tanyalah mereka yang tertinggal kereta
Jika kau ingin tahu arti satu detik, tanyalah mereka yang selamat dari kecelakaan
(Arsyad)
Share this article :

Posting Komentar

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. Majalah Al-Qolam . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger