News Update :
Home » » Tabah Menyikapi Bencana

Tabah Menyikapi Bencana

Penulis : Unknown on Jumat, 16 Mei 2014 | 15.10

Ayat Seribu Dinar;
وَمَنْ يَتَّقِ الله يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً وَ يَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلىَ اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ اِنَّ اللهَ بَالِغُ اَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَئٍ قَدِيْرًا (الطلا ق: 2-3)
“Barang siapa yang bertawal kepada Allah niscaya Dia akan membutuhkan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”(At-thalak: 2-3).
Ayat di atas menjelaskan tentang taqwa. Suatu bencana di muka bumi ini adalah peringatan, peringatan agar manusia lebih dekat lagi kepada Allah SWT. Maka, wajiblah bagi manusia apabila ia tertimpa musibah ataupun bencana hendaknya segera bertaubat dan kembali bertaqwa.
Penjelasan ayat diatas tidak berhenti sampai situ saja. Coba perhatikan ayat setelah kalimat bertaqwa, Allah memberi seruan bahwa orang yang bertaqwa akan diberi-Nya jalan keluar. Dengan taqwa datanglah petunjuk dari permasalahan dan bencana yang sedang dihadapi. Itulah jalan keluar yang Allah janjikan setelah bertaqwa. Tidak cuma itu saja janji Allah kepada orang bertaqwa, Allah juga menjanjikan akan memberi rizki yang datangnya tidak terduga-duga. Rizki ini tidak diberikan langsung dari langit. Melainkan dengan perantaraan yang dikehendaki-Nya.

Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan pedoman yang lengkap bagi manusia dalam menghadapi berbagai peristiwa, baik suka maupun duka. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sungguh menakjubkan keadaan orang yang beriman, kerana semua perkara adalah baik baginya, dan itu tidak terjadi kepada sesiapa pun kecuali kepada orang yang beriman. Jika dia mendapat nikmat, dia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika dia ditimpa musibah, dia bersabar, maka itu pun baik baginya." (HRMuslim). Begitu pula dalam menghadapi musibah, Islam telah mengajarkan sikap terbaik dalam menyikapinya.
Lalu, bagaimana pedoman Islam bagi manusia dalam menyikapi musibah? Bagi sahibul musibah (yang terkena musibah), Islam memberikan pedoman seperti berikut :

1. Iman Dan Ridha Terhadap Ketentuan (Qadha') Allah
Kita wajib beriman bahwa segala musibah yang terjadi seperti gempa bumi, banjir, wabah penyakit adalah sesuatu yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Kita juga wajib menerima ketentuan Allah ini dengan lapang dada (ridha). Allah SWT berfirman:
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (TMQ al-Hadid [57] : 22)
Kita wajib menerima takdir Allah ini dengan penuh ridha. Bukan dengan perasaan geram atau marah kepada Allah SWT misalnya dengan berkata, “Ya Allah, mengapa harus aku?” “Apakah dosaku ya Allah?”. Sikap yang demikian tidak patut dilakukan seorang hamba. Allah SWT berfirman:
"Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dilakukan, tetapi merekalah yang akan ditanya”[TMQ al-Anbiyaa` (21) : 23]

2. Sabar Menghadapi Musibah
Menurut Imam As-Suyuthi dalam tafsir al-Jalalain, sabar adalah menahan diri dari segala apa yang dibenci ‘al-habsu li an-nafsi ‘alaa maa takrahu’. Sikap inilah yang wajib dimiliki ketika kita menghadapi musibah. Selain itu, kita disunnahkan untuk  mengucapkan kalimat istirja’ ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun’ ketika musibah itu terjadi. Allah SWT berfirman :
"Dan sesungguhnya akan Kami berikan ujian kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" . [TMQ al-Baqarah [2] : 155-156]
3. Memahami Hikmah Di balik sebuah Musibah
Seorang Muslim yang mengetahui hikmah (rahasia) di balik musibah akan memiliki kekuatan mental yang baik. Berbeda dengan orang yang hanya memahami musibah secara dangkal, dengan hanya melihatnya secara zahir saja. Mentalnya sangat lemah dan mudah mengeluh atas segala musibah yang menimpanya.
Musibah adalah salah satu jalan untuk diampunkan dosa-dosa kita. Sabda Rasulullah SAW :
"Tiadalah seorang Mukmin yang ditimpa musibah tertusuk duri atau lebih (teruk) daripada itu melainkan dengannya (musibah tersebut) Allah akan menghapuskan sebahagian daripada dosa-dosanya." [HR Bukhari dan Muslim]
4. Tetap Terus Berikhtiar
Ikhtiar adalah tetap melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki keadaan dan menghindarkan diri dari marabahaya yang muncul. Kita tidak disuruh untuk  berdiam diri atau pasrah berpangku tangan bertongkat dagu dengan menunggu bantuan datang ketika musibah menimpa kita.
Beriman kepada ketentuan Allah bukan berarti kita hanya duduk diam termenung dan meratapi nasib tanpa berusaha mengubah apa yang ada pada diri kita. Allah SWT berfirman :
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." [TMQ ar-Ra’du (13) : 11].
5. Memperbanyakkan Berdo’a Dan Berzikir
Kita dianjurkan untuk memperbanyak do’a dan zikir bagi orang yang ditimpa musibah. Orang yang mau berdo’a dan berzikir lebih mulia di sisi Allah daripada orang yang enggan dan malas. Zikir dapat menenteramkan hati orang yang sedang gelisah atau yang mengalami tekanan. Allah SWT berfirman :
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah sajalah hati menjadi tenteram." [TMQ ar-Ra’du (13) : 28]
6. Bertaubat
Tiada seorang hamba yang ditimpa musibah melainkan ia adalah akibat daripada dosa-dosa yang dilakukannya. Maka sudah semestinya dia perlu bertaubat nasuha kepada Allah SWT. Orang yang tidak mau bertaubat setelah ditimpa musibah adalah orang sombong dan sesat. Allah SWT berfirman :

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka ia adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu)." [TMQ asy-Syuura (42) : 30]
Share this article :

Posting Komentar

 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. Majalah Al-Qolam . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger